Bangkitkan Gairah Membaca

Nanang Qosim
Wahyu pertama (QS. al-Alaq 1-5) yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw  lewat perantara Malaikat Jibril, yaitu perintah untuk membaca (iqra’) menjadi prolog pertama dan utama yang diterima dari sekian banyaknya wahyu yang diberikan kepada utusan Allah yang terakhir. Sebuah prolog yang menjadikan keberhasilan Muhammad Saw. dalam dakwah menyampaikan risalah yaitu agama Islam, menyampaikan perintah Allah untuk disampaikan kepada seluruh manusia di seluruh dunia.
Jika ayat tersebut dihubungkan dengan pendidikan, tentu ada relevansinya antara perintah membaca tersebut dengan pendidikan. Sebagaimana pendidikan adalah usaha mengantarkan manusia untuk tahu akan segala hal. Karena itu, untuk mengetahui tentang sesuatu hal jika tanpa membaca, maka mustahil untuk bisa mengetahui akan sesuatu itu.
Ingatkah, bukankah tujuan negara Indonesia sebagaimana termuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, salah satunya menyatakan ‘untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.’ Lalu, jika dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tidak diawali dengan membaca, bagaimana mungkin mencerdaskan bangsa bisa terwujud.
Oleh karena itu, langkah awal yang harus dilakukan supaya pendidikan di negeri ini maju adalah dengan selalu mendorong dan memberi semangat untuk lebih meningkatkan kualitas hidup dengan memperkaya ilmu pengetahuan melalui membaca. Hal demikian tidak lain demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai.
 ‘Sumber dan jendela pengetahuan’ adalah ungkapan yang menggugah kita semua untuk mau membaca. Untuk itu, penulis mengingatkan sekaligus mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sampai saat ini kehilangan semangat dalam membaca buku untuk kembali bangkit dan semangat dalam menunjang ilmu pengetahuan lewat membaca.
 Data Penelitian 
Data statistik UNESCO pada 2012 menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu warga yang tertarik untuk membaca. Menurut indeks pembangunan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di nomor 69 dari 127 negara. Angka tersebut tidak asal, tetapi juga membuat kita menyesalkan Indonesia dan akhirnya membuat kita bersedih.
Indonesia berada di urutan 64 dari 65 negara yang disurvei. Di level ASEAN, Indonesia kalah jauh dari negara Vietnam yang menempati urutan ke-20. Programme for Internasional Student Assesment (PISA) juga menempatkan Indonesia di nomor 57 dari 65 negara yang diteliti dalam hal kemampuan membaca siswa.
Bahkan keprihatinan kita makin meningkat, jika melihat data UNDP yang menyebutkan angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen. Sebagai pembanding, di Malaysia angka melek hurufnya 86,4 persen.
Hal inilah yang menunjukkan bahwa Indonesia masih dikenal dengan negara  yang enggan untuk menggalakkan aktivitas membaca, tapi justru lebih negara yang dikenal dengan budaya menontonnya. Artinya, budaya menonton di Indonesia masih lebih unggul daripada budaya membaca. Masyarakat Indonesia lebih menyukai menonton televisi bersama anggota keluarga, teman maupun menonton sendiri. Namun, jarang sekali masyarakat Indonesia melakukan aktivitas kesehariannya untuk membaca bersama keluarga, teman maupun dilakukannya sendiri.
Dari data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah waktu anak Indonesia menonton televisi mencapai 300 menit per hari. Bandingkan dengan anak-anak Australia yang hanya 150 menit per hari, di Amerika Serikat yang 100 menit per hari, atau di Kanada 60 menit perhari.
Maka, ketika melihat realitas di atas, alangkah bijaknya negara hadir mendorong masyarakat Indonesia untuk gemar membaca, negara wajib mempermudah akses membaca buku-buku yang berkualitas untuk masyarakat Indonesia. Begitupun juga, pendidikan Indonesia wajib memotivasi masyarakat Indonesia untuk gemar membaca, melalui revolusi mental sesungguhnya, sehingga akhirnya menjadikan negara dan bangsa ini maju dan unggul.
Manfaat Membaca
Mari bersama-sama melihat bagaimana manfaat dari membaca, khususnya membaca buku. Pertama, dengan membaca, sungguh kita akan memberikan manfaat terhadap suatu kemajuan bagi kualitas hidup kita, misalnya saja kita dapat mempertajam akan teori yang selama ini kita dapatkan dibangku pendidikan dan dapat dikembangkan untuk memberikan manfaat bagi teman dan lingkungan sekitar kita.
Kedua, dengan membaca, kita dapat membuat sebuah inovasi yang baru dalam diri untuk menciptakan dan mengembangkan bakat yang dimiliki oleh setiap manusia misalnya dengan menciptakan sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.   Ketiga, dengan membaca kita diberikan sebuah manfaat untuk tidak hidup dengan bermalas-malasan, namun dibangkitkan dengan sebuah semangat yang baru dengan timbulnya rasa penasaran untuk menemukan dan mencari suatu ciptaan yang baru dalam memberikan manfaat dan memperkaya keilmuan dalam diri setiap manusia.
Susah memang untuk menciptakan budaya masyarakat Indonesia untuk gemar membaca, tetapi apa boleh buat untuk menggalakkan memang tidak ada kata lelah maupun menyesal. Dengan tekad yang yakin dan semangat menghidupkan budaya membaca, penulis yakin masyarakat Indonesia akan sadar sendiri, bahwa dengan membaca hidup akan terasa mudah. Sehingga cinta akan membaca untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bisa dengan sendirinya dibudayakan oleh masyarakat Indonesia. Semoga.


0 Komentar untuk "Bangkitkan Gairah Membaca "

Back To Top