Peran Pesantren Membendung Narkoba


Nanang Qosim
Diakui ataupun tidak, akibat pengaruh dari narkoba, generasi muda kita saat ini sedang dilanda krisis moral yang memprihatinkan. Akibatnya, generasi muda pun semakin larut dalam berbagai tindakan yang tidak terpuji.
Kita bisa menyaksikan sendiri akibat pengaruh narkoba itu melalui media cetak maupun elektronik yang selalu menyajikan berita tentang berbagai kasus yang dilakukan anak-anak muda. Dari mulai pelecehan seksual, penyiksaan, pergaulan bebas, kriminalitas anak (terlibat pengedar narkoba atau menjadi pemalak), hingga sampai pembunuhan.
Ditinjau dari berbagai aspek, baik agama, sosial, budaya maupun ekonomi, pemakaian obat-obatan terlarang sangatlah merugikan bagi pemakai. Masa depan pemakai akan rusak dan suram. Sebab, obat terlarang tersebut akan mampu membuat pemakainya larut dalam ketenangan yang semu. Berkhayal dan malas bekerja. Meski demikian, peredaran narkoba tampaknya tidak akan pernah mati. Dia hanya akan menyesuaikan dengan perkembangan zamannya. Kecuali itu, bisnis narkoba dengan berbagai jenis dan bentuknya, di samping mendapat dukungan dana yang besar, dilakukan secara sistematis, juga dilakukan oleh sindikat internasional.
Wajar jika dari beberapa kasus narkoba yang berhasil ditangani di Indonesia, hampir tidak bisa mengungkap siapa dalang atau bos jaringan narkoba itu. Parahnya lagi, meski pun para pengedar narkoba berhasil ditangkap, dihukum, dan dieksekusi mati, nyatanya peredaran barang haram ini tetap saja marak.
Itu artinya anggota sindikat ini bukan tidak tahu dengan ancaman hukuman mati di negeri ini. Bahkan penyebaran narkoba itu kini juga sudah tidak mengenal tempat, status sosial, dan usia. Semua sendi masyarakat dapat dirusaknya.
Karena itu, di tengah persoalan maraknya peredaran narkoba, persoalan menarik yang pernah berkembang (dahulu) adalah ketika kemudian diadakan sebuah program pesantren kilat. Program pesantren kilat itu sendiri semula diadakan untuk mengatasi dangkalnya ilmu agama bagi pelajar di sekolah umum. Di kemudian waktu (karena dirasa cukup efektif), pesantren kilat bahkan juga dilakukan sampai di rumah tahanan. Namun demikian, dalam perkembangan selanjutnya, tampaknya pesantren kilat tersebut tidak berjalan dengan maksimal.

Definisi Pesantren
Berkaitan dengan pesantren, Zamarkhasyari Dhofier dalam buku Tradisi Pesantren, mengujarkan bahwa pesantren adalah salah satu alternatif pembinaan moral umat. Sebab, sistem yang dilakukan di pesantren sangat kental dengan nilai-nilai keislaman. Tidak dapat disangkal bahwa budaya hidup sederhana, egaliter, tawadhu', benar-benar mewarnai kehidupan di pesantren. Tatkala arus modernisasi melanda kehidupan manusia yang sering menimbulkan krisis moral, pesantren tetap bertahan kokoh pada tradisinya yang penuh dengan kejujuran dan kesederhanaan.
Bukan hanya itu, KH Saiffudin Zuhri dalam bukunya Guruku Orang-Orang Pesantren mengatakan, pesantren kini telah berhasil menjadikan masyarakat merasakan bahwa pesantren adalah miliknya. Masyarakat melekat menjadi satu dengan pesantrennya. Dengan demikian masyarakat memiliki keberanian serta kemampuan untuk memikul segala keperluan yang dibutuhkan pesantren, termasuk jika diminta untuk bergotong-royong membangun fasilitas gedung madrasah.

Pesantren; Alternatif Tepat
Pesantren sebagaimana diungkap oleh kedua tokoh di atas, merupakan alternatif yang tepat dalam rangka pembinaan moral umat. Karena itu, program pesantren kilat tampaknya perlu dikembangkan kembali sebagai alternatif mengatasi krisis moral dewasa ini.
Bahkan, kalau dulu pesantren kilat hanya dilaksanakan khusus pada bulan Ramadhan, kini juga perlu diadakan minimal dua bulan sekali, khususnya untuk para pelajar yang sering dijadikan sasaran empuk bisnis narkoba. Bahkan, bila dianggap mungkin, sekalian dipesantrenkan.
Meskipun begitu, sebagian masyarakat dalam memandang peran yang diemban pesantren terasa masih berat sebelah. Dengan mengindentikkan unsur ketradisionalan, pesantren justru sering dianggap bertentangan dengan arus modernisasi dan materialisme yang begitu pesat. Sesungguhnya, sosok pesantren dewasa ini sudah jauh berbeda dengan masa permulaan. Kecenderungan pemikiran rasional sudah muncul seiring dengan kehadiran modernisasi.

Benteng Moralitas
Santri di pesantren tidak hanya mempelajari ilmu akhirat semata. Tetapi mereka sudah diberi berbagai macam pengetahuan yang tidak hanya agama melainkan juga berbagai keterampilan teknis sebagai bekal mereka terjun ke tengah masyarakat. Bahkan, bisa dikatakan pesantren kini adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya.

Karena itu, terutama dengan kenyataan akan adanya krisis moral yang melanda generasi muda saat ini, akibat munculnya bahaya narkoba, pesantren tampaknya menjadi benteng moralitas bagi generasi muda dalam menghindari bahaya narkoba yang sangat memprihatinkan dewasa ini. Manakala generasi muda diberi pendidikan agama yang memadai, maka mereka akan memiliki akhlak yang luhur. Akhlak yang luhur itu pada gilirannya akan menghantarkan pada kejernihan berpikir, kekuatan moral, dan tindakan yang terpuji. Dengan demikian generasi muda bisa terhindar dari bahaya narkoba.

Tag : Opini
0 Komentar untuk "Peran Pesantren Membendung Narkoba"

Back To Top