Islam dan Budaya Membaca Menulis


Oleh : Nanang Qosim
Islam menganjurkan kepada kita untuk menggelorakkan budaya ilmiah, seperti halnya membaca dan menulis. Karena budaya itu merupakan tradisi Islam yang dari dulu masih diejawantahkan. Tradisi ilmiah tersebut merupakan sebuah adat atau kebiasaan Islam untuk kita teruskan dan  kita jalani dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ajaran Islam sangat menjujung tinggi ilmu pengetahuan, tradisi ilmiah tersebut harus kita akui mendapat apresiasi yang sangat tinggi sebagaimana perhatian Islam kepada ilmu pengetahuan itu sendiri. Ditegaskan oleh Allah SWT di dalam ayat suci Al Qur’an Surat Al Mujadalah ayat 11, bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan, beberapa derajat ketinggian atau kemuliaan dibanding yang lainnya.
Ayat Alquran yang pertama kali di turunkan kepada Nabi kita adalah ayat tentang tuntutan kepada kita manusia untuk lebih giat membaca, “Iqra”, artinya “Bacalah”. Artinya, umat Islam perlu menggiatkan membaca.

Investasi Luar Biasa
Menciptakan budaya baca, khususnya bagi umat Islam di Indonesia merupakan salah satu investasi yang luar biasa hebatnya. Budaya membaca menjadi kekuatan yang masif dan efektif sekiranya umat Islam mau kukuh, concern, dan konsisten di jalur ini
Penerapan budaya baca telah diterapkan oleh negara-negara maju seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Berkaca dengan negara yang telah maju, kekuatan pendorong utama kesejahteraan rakyat yaitu dari filosofi-filosofi, teladan, serta informasi yang didapat dari buku. Sebaliknya,masyarakat Indonesia sekarang menjadi generasi nol buku karena tidak pernah membaca satu buku pun dalam setahun.Sedangkan anak-anak Belanda ratarata membaca 30 buku per tahun.
Bayangkan bagaimana jauh tertinggalnya budaya di neger ini. Fungsi budaya baca terhadap kondisi masa depan Indonesia sekiranya yang paling memainkan peranan penting. Hal ini disebabkan budaya membaca di Indonesia masih setengah hati dijalankan oleh pemerintah.

Aktivitas Penting
Membaca merupakan aktivitas yang sangat penting dengan sejuta manfaat. Selain dapat membuka wawasan, banyak hal baru akan kita dapatkan lewat aktivitas ini. Membaca dapat memberikan pencerahan pada pemikiran kita. Membaca dapat mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan meningkatkan kepercayaan diri. Membaca membuat kita mandiri dalam mencari ilmu pengetahuan.
Membaca dapat memberikan kenikmatan tersendiri bagi jiwa. Hal ini karena membaca adalah sebuah wisata pikiran. Dengan membaca, kita dapat pergi ke mana pun, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Membaca dapat pula membuat hidup kita menjadi sukses.
Dengan manfaat yang begitu besar, tidaklah salah jika kita harus menjadikan aktivitas membaca sebagai sebuah budaya dan kebutuhan. Sungguh, betapa sangat pentingnya membaca itu. Membaca tidak saja harus diartikan dalam arti sempit, seperti membaca buku, majalah, komik, dan lain-lain. Tetapi, membaca juga dapat diartikan sebagai mengamati fenomena atau kejadian yang telah Allah SWT takdirkan, sehingga kita dapat memaknai hikmah yang ada di balik fenomena atau kejadian tersebut. Namun, dalam tulisan ini, penulis menitikberatkan pada makna membaca secara sempit.
Meski disadari membaca sangat penting dan bermanfaat, namun banyak di antara warga masyarakat Indonesia belum menjadikan aktivitas ini sebagai rutinitas dalam keseharian.Masyarakat kita rupanya telah berubah budayanya, dari budaya tutur menjadi budaya mendengar dan menonton.
Hal ini mungkin saja akibat penggunaan teknologi informasi yang terlalu berlebihan. Masyarakat kita lebih senang menonton televisi yang notabene program-program acaranya lebih banyak yang bersifat hiburan daripada yang bersifat mendidik. Kalaupun ada program acara yang mengandung nilai-nilai positif bagi pendidikan masyarakat penonton, namun jumlahnya masih minim. Disadari atau tidak, banyak pengaruh negatif dari acara-acara yang ditampilkan ditelevisi, berpotensi bisa merusak akhlak kita. Ini tentu menjadi keprihatinan mendalam bagi kita semua, terutama kalangan pendidik dan para orangtua.

Gerakan Membaca
Upaya-upaya untuk membangun kesadaran masyarakat agar gemar membaca rupanya harus selalu kita gencarkan. Salah satunya adalah dengan mendukung keberadaan Library Corner. Maksudnya, di setiap ruangan rumah, kantor atau tempat-tempat umum pelayanan masyarakat lainnya, seharusnya dijadikan sebagai perpustakaan atau tempat membaca.
Keberadaan perpustakaan idealnya tidak hanya ada di sekolah atau bangku kuliah, tetapi juga di setiap rumah, setiap instansi, bahkan tempat-tempat umum seperti terminal, bandara, stasiun, ataupun pasar. Tidak hanya menyediakan sarana dan prasarananya saja, tetapi semua pihak terutama orangtua harus memberikan teladan kepada putra-putrinya untuk gemar membaca.
Maka, kalau budaya membaca sudah menjadi budaya masyarakat, tentunya budaya menulis akan mengikutinya, karena ayat di dalam Al-Qur’an, pada surat Al-Alaq disebutkan, bahwa ada maksud bahwa setelah ‘Iqra’ ada anjuran untuk menulis dengan menggunakan “Alqolam” yaitu tulislah dengan pena mu. Oleh karena itu, mari kita semuanya menggiatkan untuk membaca dan menulis.

Sumber Tulisan: http://issuu.com/koranbarometer/docs/5_september/6

Tag : Opini
0 Komentar untuk "Islam dan Budaya Membaca Menulis"

Back To Top